Jumat, 30 November 2012

Jangan

Akhirnya acara Konser kelar juga. Masih ada rangkaian acara Kagama Goesgreen lagi, tapi setidaknya pembukanya sudah terlampaui dengan sukses. Acara berhasil mengumpulkan uang sebanyak 122 juta rupiah  penonton konser. Mulanya dana ini untukmengelola hutan dan beasiswa, namun karena pengelolaan hutan sudah mencukupi atau sudah diplot, maka uang untuk beasiswa semua.

Untuk persiapan itu banyak hal yang dilewati. Aku yakin tiap panitia punya kisah masing-masing. Masa-masa gentingnya pun berbeda. Seperti seksi konsumsi, masa paling genting sepertinya saat Hari H. Hari H malah buatku bukan masa gentingku. Masa gentingku saat ditagih pressrelease dan materi iklan. Seharian terima telpon berkali-kali, mbak Ayi segera bertemu dengan suatu media partner. Aku sedang di kubik kantor, nggak mungkin terima telpon urusan di luar kantor, so aku bolak balik ke toilt untuk terima tel[on.

Jogja?

Sepertinya aku musti memikirkan kemungkinan kelak tinggal di Jogja. Mencari pekerjaan baru, adaptasi situasi baru. Kenapa? Hm, apa ya. Sesuatu yang alasannya tersimpan di hatiku. Aku semacam menemukan bintang hidupku di sana. Tapi sejujurnya aku takut dengan sesuatu yang di luar dugaanku, sesuatu yang di luar kendaliku. Sesuatu yang menjadikan langit kelabu.

Namun, jika aku tidak ambil keputusan penting, entah kapan aku berani mengambil keputusan. Cepat atau lambat ini aku akan dihadapakan tentang pilihan hidup.

Jogja begitu dekat di hatiku. Bahkan mungkin rumah pertamaku. Banyak kenangan penting di sana. Kini, aku semacam melihat jalan ke sana. Untuk aku punya alasan hidup di sana. Menjalani pernikahan yang harmoni dengan soulmate-ku di sana, mendidik anak-anakku di sana. Hwaaa, mimpi yang terlalu jauh. Jauh? Seharusnya tidak. Sebagian besar kawanku sudah mewujudkannya. Tentang impian membangun keluarga.

Semakin ke sini semakin aku yakin inilah jalan yang akan kulewati. Ya Allah, aku bahkan tidak tau harus berdoa apa? Aku hanya menjalani yang terbaik yang aku mengerti. Jika keliru, Kaulah yang kuasa mengoreksi. Sebagian manusia di dunia ini Kau beri karunia cinta yang indah, harmonis, damai, dan menentramkan hati. Aku ingin menjadi yang beruntung memilikinya. Berilah pertanda untukku menggapainya. Terima kasih. Dan masukkan aku dan soulmate ke dalam orang-orang yang bersyukur. Amiin.

Cimanggis, 30 November 2012

Sabtu, 10 November 2012

Jodohku akan ditemukan dalam cerita yang bagaimana ya?

Jodohku akan ditemukan dalam cerita yang bagaimana?

Dari chapter satu ke chapter lain, kisah ini belum selesai ditulis.

Waktu itu aku ikut group alumni kampus ada 3. Sebelumnya satu saja, lalu diinvite satu lagi. Karena bikin BB lemot, aku keluar dari salah satu. Lalu, saat BB udah beres dibenerin, aku minta invite pada adminnya ke group yg aku keluar. Di sana lebih banyak teman baru, sejumlah orang menginvite dan aku pun invite. Saaat lebaran tiba sudah lazim saling mengirimkan ucapan hari raya, salah satunya dari sebuah nama.

Sebuah nama ini, pernah menyapa. Dan seperti yang lain, kenalan dsb. Sebuah nama ini kemudian menemukan akunku di group alamater di FB, dia add. Aku ingat ah iya dia kan yang di group BBM. Lalu, aku dan dia ketemu lagi di sebuah group PB yang lain.

Kemudian kami ngobrol ini itu anu, banyak hal di BBM. Awalnya aku tidak merasa ada yang beda, kan teman-teman almamamter yang lain pun begitu, saling mengenal lewat percakapan BBM. Namun, seiring waktu, ada sesuatu yang ingin disampaikan. Aku juga diberi informasi dari seorang teman, kalau si dia sedang tanya-tanya soal aku, termasuk soal single available gak gitu.

Apakah kami berjodoh? Belum tahu, time will tell..



Kamis, 01 November 2012

ini itu hari hari

Hari ini ada final edit, tapi entah kenapa aku sulit fokus. Udah coba membaca ini itu untuk mendapatkan fokus penuh, tapi belum berhasil. Kopi mana kopi? Seharusnya aku sudah melewati tahap "tergantung mood". Tapi masih saja kadang mood berpengaruh sangat. Mood buruk bisa bikin tulisan berantakan.

Dua hari lalu ketemu penulis. Dia mau ambil dummy buku yang ditulis, untuk cek final, tapi dummy dari percatakan malah terlambat datang 1 jam. Jadilah aku satu jam ngobrol sama dia sambil nunggu dammy datang. Satu jam itu lama ya. Aduh mau ngobrol apa ya? Eh dia ternyata alumni sastra UGM juga, jadi bisa wes ewes soal kampus dan Jogja. Untunglah pembawaannya non formal, percakapan tetap dengan 'aku-kamu' khas Jogja. Tidak pakai 'saya-anda' yang kesannya berjarak. Masnya punya jurus gimana bisa menulis 60 halaman dalam seminggu bahkan bagi pemula. Dimulai dari merubah mental blabla panjang kali lebar kalo ceritain. Satu yang patut dicatat, "menulis adalah energi kreatif," begitu katanya.

Btw, hari ini dia datang lagi. Sedang ngomongin buku artis yang dia garap. Tapi kali ini dia dengan editor partner kerjaku ngobrol di meja taman. Aku sempat menyapanya dan dia sempet ngasih tau soal dammy hari sebelumnya heboh di suatu acara televisi.

Sebelumnya lagi, aku juga ketemu penulis lain lagi. Calon penulis. Motivator yang menemukan nomer telepon tempat kerjak dan kebetulan aku yang terima. Dia ceritakan soal naskah blablabla dan intiny lebih baik datang ke kantorku saja. Via telepon dia panggil Bu, jadi kupanggil Pak. Pas ketemu ternyata masih muda. Jadinya saling panggil mbak-mas. Namanya kayak non muslim, naskahnya banyak menyitir dalil alquran dan hadits. "Ini nama asli mas?" tanyaku sembari lihat naskah. "Ya, mbak saya muslim kok." sembari menunjukan KTP. Jadilah iseng aku lihat tanggal lahirnya. Oh ya masih muda. Selanjutnya kupertemukan dengan editor yang bertanggungjawab dengan buku bersangkutan. Temenku si Editor ini sangat formal orangnya, jadi suasananya malah jadi kikuk. hihi.
 
Aku nulis ini hanya karena untuk mengumpulkan fokus. Udah ah...