Kamis, 20 Desember 2012

Belajar Mencintai

Apa yang terjadi di taman bunga itu. Seperti tumbuh rumput atau bunga, rimbun dan entah akan menjadi kebun atau taman atau apalah itu ya.

Apa yang terjadi dengan denyut yang tak ada di sekitar pot. Di bangku taman ramai dengan ucapan terima kasih dan maaf. Bukan lantaran benar-benar keliru, hanya  "maaf" yang tidak terlalu bermakna.

Jadi ini yang dirasakan mereka. Mereka yang memiliki kekasih, namun tidak menemukan bunga-bunga merah jambu.Ini semacam rutinitas yang memang harus dijalani. Tak ada kembang api besar meledak di luar sana. Hanya semacam letusan-letusan kecil di dada. Bukan sesuatu yang cetar membahana. :D. Namun, yang kecil dan sunyi ini semoga malah awat dan mengantarkan kebahagiaan yang abadi hingga akhir masa.


Rabu, 19 Desember 2012

Kagama night

malam itu mustinya sesuai jadwal jam 7 malam sudah sudah berada di hall gelanggang ugm mahasiswa UGM. tapi entah jam berapa mereka ngumpul jam. yang pasti telat bangets, jam 9 baru nyampe. Malam mingguan dulu  muter-muter Jogja, dong. wkwk. Serasa masih mahasiswa, masuk area itu dengan baju kaos hitam, kembar dengan yang lain. Aku tanamkan dalam otakku kalau aku masih umur 21, bebas berjoget dan berjingkrak di lantai dansa. 
Tempat itu sangat bersejarah. mulai dari aku menemani sahabat lelakiku main futsal, sampai jadi panitia ospek merencanakan demo. aku bukan mahasiswa aktifis gelanggang. Tapi sering beredar di sana. Seringnya sih nonton teater. atau cuma nonkrong di kantin. aku ingat ada bakwan jagung yang rasanya manis dan enak di kantin itu. yang khas lagi cara mengambil makanan pakai baki seng. Inget terus deh.
Pernah bikin janji makan siang dengan teman. berbagai teman dari berbagai komunitas di sana.
Ah udah, ntar lama nostagianya soal gelanganggang. kembali ke malam itu. di tempat yang biasa mahasiswa main basket, sudah berkumpul teman-teman dengan full musik.

super sibuk

Minggu ini banyak banget tugas menulisku. Bingung mulai dari mana. Ada 5 buku menanti. Juga data tambahan satu buku lagi. Selain itu tugas KGG belum benar2 kelar. Hiks. Aku juga sedang mood ngelarin novel. Yang terakhir bener2 tergantung mood. Aku harus bisa mendahulukan yang lebih penting. semoga.

Selasa, 04 Desember 2012

Jatuh Hati

Tahukan dunia, setiap kali dia menuliskan perasaannya di suatu halaman yang dapat kubaca, aku sebenarnya degdegan. Entah kenapa aku merasa itu untukku. Janganjangan aku GR ya? Ya nggaklah, wong dia mengakui kalau ada yang kurang dan kangen ketika tak memberi kabar padaku atau aku tidak memberi kabar.

Entah sejak kapan aku mulai jatuh hati. Ada rasa aneh di dada. Jarang-jarang aku bisa menemukan perasaan seperti ini. Jadi jika aku kini menemukannya itu anugrah. Berhasil atau tidaknya hubungan ini, itu perkara lain.

Aku pernah merasakan patah hati dan pernah pula jatuh cinta. Jika kisah kali ini gagal lagi itu bukan sesuatu yang luar biasa. Dan jika kisah ini berhasil, pastinya luar biasanya bagiku. Berhasil itu artinya kami bisa melaluinya harmoni, menikah, dan menjaga harmoninya selamanya. Amiin.

Ini memang terlalu jauh mikirnya. Andai kau tahu, aku belum pernah menemuinya. Kami komunikasi virtual. Kami saling jatuh hati. Entah bagaimanakah ini nanti. Yang kuharapkan Tuhan makin menguatkan keyakinan kami. Semoga.

Cimanggis, 4 Desember 2012

Minggu, 02 Desember 2012

Jatuh cinta sebelum bertemu, mungkinkah?

Jatuh cinta sebelum bertemu langsung, rasanya aneh. Tapi ini memang benar-benar terjadi. Mungkin aku juga sedang mengalaminya. Mungkin belum jatuh cinta, tapi jatuh hati dulu. Kuharap setelah bertemu, kami makin saling mencintai. Makin mantap untuk bersama meniti masa depan. Hihi mikirnya terlalu jauh.

Tapi gpp ya. Namnya juga berharap, bebas tak ada batas. Berhasil atau tidak meraih harapan itu, itu perkara lain. Yang penting, fokus dengan harapan.

Gitu ajah
Cimanggis, 3 Desember 2012

Publish! (again)

Oh ya, aku baru saja menitipkan namaku di buku. Biasanya aku menulis dengan nama tak tersebut. Tapi kali ini aku coba muncul. Bukuku sedang naik cetak 4000 eksemplar. Terus terang ini bukan sesuatu yang patut dirayakan, aku cemas menghadapi pembaca yang kritis.

Manggiiiiiis!

kemarin sore lihat manggis dijual di pinggir jalan. Jadi teringat sekian waktu lalu muter Depok cari manggis buat pemotretan melengkapi buku. Saat dicaricari tidak muncul, saat waktu udah lewat, malah jreeeeng, ada begitu saja. Buku sudah hampir terbit eoy, udah gak sempat pemotretan lagi. Saat itu fotografer udah siap, studio sudah siap, akhirnya cuma pemotretan cairan herbalnya alias jamu alias suplemen berbahan manggis.