Jumat, 28 September 2012

Apa itu Adil, Apa itu Hidup

Hidup ini kadang mudah dinalar, kadang sulit dimengerti.

Dan hari ini aku sedang merasa begitu diberkati. Kadang ini semacam peringatan bahwa aku harus lebih baik menghikmati hidup. Harus lebih tahu cara bersyukur. Kadang, di mataku sejumlah orang berjuang lebih keras, tetapi mereka tidak mendapatkan lebih. Kadang aku mudah mendapatkannya, sementara orang lain harus berjuang lebih keras untuk mendapatkan hal yang sama. Kadang juga, ada orang yang mendapatkan karunia lebih dengan sedikit perjuangan, sementara aku harus berjuang sekian kali lipat untuk meraihnya. Hidup itu memang absurd. Keadilan seringkali tidak bisa dinalar. Tapi anehnya aku yakin betul Tuhan Maha Adil. Mungkin mata manusia yang kadang luput memahaminya. Termasuk mataku.

Kamis, 27 September 2012

Panik

Di cubicalku ada telepon untuk urusan kantor, tepat di belakang mejaku.Meskipun telepon itu kebanyakan untuk sekretaris dan divisi penjualan, tapi kami editor ataupun penulis yang biasanya ngangkat. Soalnya di meja sekretaris dan personalia sudah ada seperangkat telepon yang tiap kali berdering. Entah telepon dari mana saja, kadang dari mitra penjualan, kadang dari penulis freelance yang bukunya sedang atau telah proses di sini. Dari sekian dering itu, ada saja di luar sana yang bikin ulah.

Beberapa waktu lalu, saat aku yang terima, ada penulis curhat sambil marah-marah. Kaitannya sama royalti. Segera telpon itu kualihkan ke yang berwenang. Biasanya mas Hilman yang menjelaskan. Hari ini mas Hilman dibikin pusing, karena ada lagi orang telepon yang malah curhat panjang kali lebar. "Orang-orang ini ada-ada saja." Terus dia juga dudul, saat ada customer yang ngasih alamat, di tengah-tengah tulisan alamat ada emoticon wajah dengan ekspresi melet. "Duh, apalagi ini?!" katanya dongkol. Huaa, aku tahu. Itu karena si customer ngetik titik dua diikuti huruf p tanpa spasi. Kucoba dia untuk mencoba ngetik itu. Benar adanya. Dia hanya panik aja.

Pesan moralnya : efek panik bikin orang jadi dudul. :p

Gara-gara Gak Ada Cemilan

Hari ini dudul banget. Sudah berhari-hari aku punya kebiasaan ngemil sambil minum kopi. Berhubung hari ini nggak ada cemilan, saat jam 10an aku keluar dari kubik lalu melintas di depan pintu kantor, ada abang-abang jualan asinan. Entah bisikan dari mana, akupun beli. Kol dan kecambah segunung di piring disiram sambel kacang dan sambel saos kulalap habis dengan segera. Busyet dah, kalau inget kok bisa? Makanan mentah itu masuk ke perutku tanpa jeda.

Efeknya, aku gak lapar saat waktunya makan siang. Aku pun jadi kekenyangan sembari perut rasanya gak karuan. Sudah itu tenggorokanku rasanya mual. Waduh.

Rabu, 26 September 2012

2012 for me

10 pencapaian selama tahun ini

1. Si anak rumahan ini sampai ke Pulau Rambut, pulau tak berpenghuni
2. Jadi ghostwriter untuk LSI dan untuk personal yang lain
3. Sejak 1 Agustus, jadi penulis internal dan editor untuk suatu penerbit
4. Sejak itu pula, ngantor setiap hari, 8-17, jadi senormal-normalnya kaum urban
5. Rambutku selalu panjang dan lebih rajin dirawa.
6. Mengurangi hangout ke mall, beli baju dan tas secara online. Ini sih bukan pencapaian, mustinya jadi reseller dulu, baru namanya pencapaian.
7. Aku jatuh cinta sama seseorang dan dia tidak tahu. Hihi
8. Aku tahu cara mudah membuka minuman kaleng ketika pemutarnya patah. :D
9. Memberi "hadiah" dan semacamnya untuk yang membutuhkan.
10. Aku masih hidup, kesehatan terus membaik hingga super baik. Alhamdulillah.

10 yang harus dibenahi
1. Belum juga ketemu soulmate
2. Harus lebih efektif mencari solusi biaya untuk lanjut kuliah master
3. Harus lebih komit untuk meningkatkan skill bahasa Inggris
4. Harus lebih piawai meramu tulisan sampai menemukan karakter khas.
5. Belum shalat tepat waktu, apalagi shubuh. Huhu. Ini persoalan serius, nabi Muhammad sampai mengatakan, "sesungguhnya sholat yang paling berat bagi orang munafik adalah sholat Isya dan Sholat Subuh. Sekiranya mereka mengetahui apa yang terkandung di dalamnya, niscaya mereka akan mendatangi keduanya sekalipun dengan merangkak." Duh, sebagai muslim, jangan sampai deh termasuk dalam golongan munafik.
6. Harus berani memutuskan jadi reseller. Katanya, salah syarat wajib jadi kaya harus memiliki sumber pendapatan lebih dari satu. Cari suami aja kali ya, pendapatan bertambah. Hihi, peace!
7. Takut petang di luar rumah.
8. Harus lebih rapi menata isi lemari
9. Harus meningkatkan kepercayaan diri dalam memimpin
10. Harus lebih elegan dalam sikap, pemikiran, dan tulisan.


  


normal

Akhir-akhir ini aku berusaha menjadi senormal-normalnya manusia. Eh, memangnya tadinya aku gak normal? Lagian normal itu apa sih? Aku menempatkan kata normal, karena sebelumnya seorang teman bilang, kamu cari kerja dengan jam normal saja. Jam normal? Maksudnya 8-5 seperti orang kantoran umumnya. Benarlah, aku pun mencari kesempatan normal itu.