Jumat, 05 Oktober 2012

Blablabla di sana

Kemarin tuh ceritanya diajak Mrs.H survei buku di Jl. Margonda. Beliau ngajak aku dan Bayu. Kami bertiga berpencar ke 3 toko buku. Buku salah satu penulis kami ada yang keliru cetak. Ada bagian kata pengantar yang harusnya terbit, namun tidak muncul pada cetakan ke sekian. Tapi tidak semua buku begitu, pada cetakan ke sekian lainnya, kata pengantar yang dimaksud itu muncul. Penulisnya komplain. Sebenarnya hal yang bisa diselesaikan dengan kekeluargaan. Lagi pula, kekeliruan cetak tersebut bukan suatu kefatalan yang luar biasa, bukan tentang konten yang menyesatkan atau semacamnya. Namun, penulis hendak memproses hukum. Dia menemukan dan membeli ratusan buku yang tidak ada kata pengantarnya. Mustinya buku tidak perlu dibeli penulisnya, penerbit akan menarik saja dari toko-toko buku.

Sepanjang jalan pulang di mobil, ngobrol soal Dion Idol yang ngakunya supir. Padahal, dia jadi supir karena bapaknya punya rental mobil. Dion hanya kadang-kadang aja nyupir kalau gak ada supir yang sebenarnya. Tapi didramatisir kalau sebelum jadi Idol, dia tuh supir. Lalu, menuju ke Bayu, dia pun ngaku pernah jadi supir, padahal karena keluarganya punya angkot, kalau pas liburan dia ngisi waktu nyupir. Terus, ditambah-tambah deh biar lebih dramatik, kalau bayu sebelum jadi editor juga penjual lele, padahal karena dia menyunting buku tentang lele. Hooo

Hari ini, seperti hari kemarin, listrik di kantor mati. Genset menjadi andalan. Kantor sebelahnya juga, listrik mati. Kalau listrik mati, orang-orang jadi kehilangan mood kerja. Pertama, AC mati, bikin udara panas, bikin gak konsen mikir. Hari ini aku ngoreksi dami, sebenarnya gak perlu buka komputer. Bahkan, dua hari ini sebenarnya aku gak browsing. Re-writing dan editing tanpa browsing itu sesuatu banget. Banyak catatan nggak kelar seharian.

Hari ini makan bakso. Tumben. Soalnya jauh, Butuh usaha ektra. Biasa sih janjian sama Nadia (Setter) dan Ares (Social Media). 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar