Minggu, 14 Desember 2014

aku tidak stereotip?

Ya Tuhan, kali ini hatiku tertuju pada seseorang yang katanya temanku "sakit". Menurutku sih nggak sakit, dia hanya punya pandangan yang berbeda dengan orang kebanyakan. Sebenarnya sama sepertiku, sering punya perspektif yang tidak stereotip.

Aku tidak stereotip?
Harusnya yang menilai orang lain. Tapi aku coba menilai diri sendiri berdasarkan juga pandangan orang. Ya, aku mungkin tidak stereotip. Terutama soal beragama. Seringkali aku merasa banyak aturan agama yang diproduksi dengan tafsir yang keliru. Aku kadang berijtihad dengan caraku sendiri. Di sisi lain aku ingin menjaga spiritual keagamaan yang baik.

Aku memutuskan segala sesuatu hampir selalu merujuk pada aturan agama. Jika ada aturan agama tidak sesuai hati nurani dan akal, aku tidak akan melakukannya. Tapi di hati yang mendasar, apa-apa yang kuputuskan itu tidak mutlak karena agama melainkan atas landasan akal budi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar