Senin, 06 Februari 2012

cara Menulis Opini

Ada 3 Hal yang penting diperhatikan dalam menulis opini :


Pertama, bahaslah satu masalah. Jika dalam satu kesempatan membahas terlalu banyak poin, pembahasan tiap poin jadi sedikit. Jadi lebih efektif jika poin utamanya sedikit, namun dibahas secara mendalam.


Kedua, tulisan harus terstruktur. Bisa juga dibuat kerangka sebelum mulai menulis. Setidaknya buatlah pembuka-isi-penutup. Di bagian pembuka, bahaslah fenomena yang sedang terjadi di masyarakat. Lalu di bagian isi, tulis gagasan yang hendak disampaikan. Di bagian penutup, yang paling mudah biasanya tulislah kesimpulan.


Ketiga, batasi diri dengan hal-hal yang dikuasai. 


Ada aturan atau teknik tertentu untuk menulis opini yang baik. Aturan ini sebenarnya agak mirip dengan tiga hal di atas. Bisa dikaitkan dengan ilmu retorika Aristoteles. Menurutnya, retorika adalah kemampuan untuk melihat apa saja yang dapat digunakan untuk meyakinkan orang menerima suatu gagasan. Aristoteles membagi retorika ke dalam tiga bentuk: Logos, Pathos, and Ethos.


LOGOS (PENYAMPAIAN ARGUMEN)
Membuat pernyataan tesis


Langkah pertama dan langkah yang paling penting dalam membuat tulisan opini adalah membuat pernyataan tesis. Pernyataan tesis adalah sebuah kalimat yang paling mewakili opini yang hendak Anda sampaikan. Ada dua kriteria penting dari sebuah pernyataan tesis.


1. Pernyataan tesis harus bisa diperdebatkan. Sebuah tulisan opini harus dimulai dengan pernyataan tesis yang bisa diperdebatkan, yang memungkinkan terjadinya perbedaan pendapat. Jika tesis Anda adalah sesuatu yang sudah diterima secara umum atau fakta yang sudah diketahui bersama maka tidak ada alasan untuk meyakinkan orang lain. Contoh pernyataan yang tidak bisa diperdebatkan adalah “Matahari terbit dari timur.”


2. Tesis harus spesifik. Semakin spesifik sebuah tesis semakin efektif tulisan opini tersebut. Hal ini karena kekuatan tesis dibangun dengan bukti dan argumen. Semakin umum tesis yang dibahas semakin banyak bukti dan argumen yang dibutuhkan untuk meyakinkan pembaca, sedangkan tesis yang spesifik dapat diperkuat dengan bukti dan argument yang singkat dan padat.


“Pendidikan itu penting”, merupakan contoh pernyataan tesis yang kurang bisa diperdebatkan dan terlalu luas. Contoh pernyataan tesis yang spesifik dan bisa diperdebatkan adalah “Biaya pendidikan tinggi harus sepenuhnya ditanggung pemerintah.”


Dari dua kriteria di atas, kita dapat menurunkan jenis-jenis tesis yang bisa diperdebatkan sekaligus spesifik. Secara umum ada empat jenis tesis, yaitu:


1. Tesis mengenai fakta atau definisi. Tesis ini membicarakan definisi sesuatu atau apakah sesuatu itu faktual atau tidak. Misal: Global warming hanyalah siklus perubahan iklim jangka panjang, karena itu sebenarnya biasa saja.


2. Tesis mengenai kausalitas. Tesis ini membicarakan suatu hal, orang, kelompok, atau kejadian yang menyebabkan sesuatu yang lain terjadi. Misal: Lapindo bersalah atas terjadinya luapan lumpur di Sidoarjo.


3. Tesis mengenai nilai. Tesis mengenai sesuatu yang seharusnya diperhatikan karena sesuatu tersebut berharga. Misal: Malu adalah budaya bangsa yang harus dipertahankan.


4. Tesis tentang solusi dari suatu masalah. Tesis ini tentang mendukung atau menolak solusi atas suatu masalah. Misal: Penggunaan dinar dirham adalah solusi bagi krisis ekonomi yang berkepanjangan.


Mengembangkan argumen


Anda perlu mendukung tesis yang sudah dipilih dengan argumen-argumen. Argumen tersebut bisa berupa logika, data, contoh, pernyataan ahli dan lain sebagainya. Namun mengumpulkan banyak argumen tidaklah cukup, Anda perlu menyusun argumen secara logis agar mudah dimengerti.


Ada beberapa pola penyusunan argumen. Pertama, urutan logis yaitu penulisan menggunakan urutan deduksi atau induksi. Kedua, urutan akibat sebab atau sebab akibat. Ketiga, perbandingan dan pertentangan.Keempat, penjelasan yaitu dimulai dengan definisi, lalu penjabaran dan contoh.


Ada yang perlu Anda perhatikan ketika menulis opini. Cukupkan tulisan dengan argumen yang penting dan signifikan. Jangan masukkan argumen yang lemah. Meski ada beberapa argumen yang kuat, ada satu saja argumen yang lemah dapat dijadikan sasaran empuk untuk membantah tesis.


Jangan pula mengabaikan pendapat yang menentang argumen Anda. Mungkin ada kekhawatiran orang jadi tahu argumen apa yang melemahkan pendapat kita. Namun bisa jadi pendapat lain yang bertentangan itu merupakan pikiran pembaca. Dengan memasukkannya dalam tulisan pembaca akan mengetahui jawaban atas pemikirannya dan menyadari bahwa tesis dalam tulisan telah dipertimbangkan dengan matang.


PATHOS (PENDEKATAN EMOSIONAL)
Agar tulisan lebih menyentuh, Anda bisa menggunakan pendekatan emosional. Misalnya menuliskan kisah seseorang untuk memberi gambaran yang lebih jelas tentang suatu topik. Seperti menceritakan kehidupan keluarga miskin yang makan tiwul untuk lebih meyakinkan dibanding hanya menyebut jumlah orang miskin. Seperti kata sebuah ungkapan, “Kematian satu orang itu tragedi sedangkan kematian seratus ribu orang itu statistik”.


Namun perlu diingat, gunakan pendekatan emosional bila memang mendukung topik yang Anda buat. Salah menggunakan pendekatan ini malah akan mengalihkan perhatian dari isu yang ingin Anda angkat.


ETHOS (KREDIBILITAS PENULIS)


Ethos atau pendekatan yang didasarkan pada karakter, kredibilitas atau kehandalan penulis. Cara membangun kredibilitas ini ada dua cara, dari sisi latar belakang penulis dan dari sisi penulisannya.


Pertama, dari sisi latar belakang. Tulisan jadi lebih meyakinkan bila topiknya sesuai dengan kompetensi utama Anda. Semakin sesuai semakin meyakinkan tulisan tersebut. Jika Anda hendak menulis tema yang berkaitan dengan pengurangan subsidi BBM maka tulisan Anda dapat lebih dipercaya bila Anda mahasiswa Teknik Perminyakan. Kompetensi ini tidak terbatas pada bidang studi yang Anda jalani tapi bisa juga berkaitan dengan hobi Anda. Yang juga penting adalah kredibilitas bisa terbagun jika Anda konsisten mengkaji dan menulis secara fokus pada suatu tema tertentu.


Kedua, dari sisi penulisan. Berikut beberapa kiat membangun karakter dan kredibilitas sebagai penulis.


1. Selalu gunakan data hanya dari sumber terpercaya dan bisa diandalkan.


2. Jika menulis pendapat yang bertentangan, kutiplah secara akurat.


3. Bangun landasan yang sama dengan pembaca. Penulis harus lebih dahulu mengetahui nilai dan kepercayaan yang disepakati bersama.


4. Baca kembali tulisan Anda. Terlalu banyak kesalahan berbahasa menurunkan kredibilitas sebagai penulis.


5. Kalau perlu, ceritakan mengapa Anda tertarik kepada topik tersebut atau pengalaman personal yang Anda miliki berkaitan dengan topik tersebut.


Selamat mencoba!

Read more: http://www.forumkami.net/sastra/129161-panduan-menulis-opini-baik.html#ixzz1la5Qwp00

Tidak ada komentar:

Posting Komentar