Selasa, 06 Desember 2011

Bayam

Akhir-akhir ini kondisi tubuhku sedang sangat ngedrop. Berdiri selama 10 menit rasanya tak sanggup, tubuh terasa tawar, tak bertenaga, kaki lemas dan kepala kunang-kunang, tiba-tiba kaki sudah tidak merasa menapak di tanah, makanya limbung. Jadi ketika tidak yakin kuat menempuh perjananan, menghindari aktifitas yang berdiri lama dan menghindari pergi sendirian. Sudah sekian kali pingsan, nggak lama sih pinsannya, paling lama 3 menit. Biasanya begitu jatuh, segera langsung siuman. Percayalah suatu hari aku akan sehat seperti semula, bisa menembus panas terik dan hujan badai dengan sehat walafiat. Amin.

Intinya sih karena darah rendah. Banyak orang memberi saran untuk banyak makan bayam. Karena bayam mengandung zat besi tinggi sebagai pembentuk sel-sel darah merah. Selain itu aku memang sedang tertarik mau berkebun di rumah, memanfaatkan lahan sempit. Diawali dengan ingin menanam bayam. Maka, suatu pagi saya beli bayam di penjual sayur yang lewat, 3 ikat. Dua ikat untuk dimasak, 1 ikat rencananya untuk ditanam. Bayam yang kubeli sepertinya bayam cabut, karena ada akarnya. Yang ditanam akarnya atau potongan tunas atasnya ya? Ternyata aku baru menyadari kalau tidak tahu cara menanam bayam.

Padahal masa kecilku di kampung. Tapi di desaku, petani tidak menanam bayam, melainkan padi. (*cari alasan). Btw, kamu katanya lulusan Biologi lho Lel, nggak tahu cara menanam bayam? Tapi di kampus tidak belajar menanam bayam, belajar tumbuhan secara umum. Bukankah Biologi itu berarti ilmu yang memperlajari mahluk hidup, right? Apalagi mahluk hidup yang lazim di sekeliling kita, mustinya juga kita sedikit perhatian. Cuma bayam. Halo? Masa nggak tahu Lel! Baiklah, sebentar aku cari handuk dulu, buat nutup wajah. *Malu.

Baiklah, sebelum menanam bayam baiknya kita lebih mengenal bayam lebih dekat.
Bayam dikenal sebagai sayuran super karena banyak kandungan gizinya. Selain zat besi yang tinggi, juga mengandung vitamin K, A, C, B1, B2, B6, dan folat. Juga kandungan mineral seperti magnesium, mangan, magnesium, kalium yang bagus untuk tulang.

Khasiat bayam yang kaya nutrisi juga dapat menurunkan kolestrol, gula darah, menurunkan tekanan darah, dan melancarkan peredaran darah. Juga, mencegah kanker usus, diabetes dan ginjal. Namun, bagi penderita nyeri sendi, asam urat, dan rematik sebaiknya memakan bayam dalam jumlah terbatas karena kandungan zat purin di dalamnya bisa memicu kambuhnya sakit tersebut.

Jadi, bayam memang pantas menjadi satu sayuran yang wajib masuk daftar belanja (dan daftar tumbuhan yang akan ditanam).

Karena bayam tidak boleh diolah sembarangan, ada beberapa catatan penting :
1. Bayam tidak boleh dipanaskan ulang, karena kandungan Fe2+ dapat berubah menjadi racun jika teroksidasi dengan Fe3+.
2.Bayam tidak boleh dipanaskan lebih dari 5 jam, karena kandungan nitrat akan menjadi racun di dalam tubuh yang menyebabkan tubuh tidak bisa mengikat oksigen, sehingga sel tubuh kekurangan oksegen.
3.Hindari memasak bayam dengan panci alumunium (ini mungkin agak sulit, karena di dapur kebanyakan propertinya alumunium.) karena zat besi dalam bayam akan bereraksi dengan bahan alumunium dan bisa menghasilkan racun.

Kembali ke perkara awal, menanam bayam. Setelah searching budidaya bayam, ternyata bayam ditanam bukan dari akar ataupun pucuknya, melainkan bijinya! Hwaaa. *melirik 1 ikat bayam yang dibeli dari penjual bayam tadi pagi. Krik.. krik..

Kenapa perlu menanam sendiri? Karena kita bisa mengontrol kehigeniesannya. Dengan cara organik, yaitu tanpa pupuk dan insektisida, hanya perlu tanah dan disiram. Bisa dengan mengganti aktifitas menanam bunga dengan menanam sayur. Menurut praktisi tanaman organik, tanaman sayur bisa tumbuh cantik seperti tanaman bunga yang biasa kita tanam. Jadi, rencananya dimulai dari menanam bayam. ;-)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar