Selasa, 15 November 2011

Aku Menyesal telah Buat Maseki Kesal

Sepertinya ada "something wrong" antara Maseki dan aku. Beberapa waktu lalu, aku memberi kabar telah menemukan fotonya yang pakai dasi hijau garis-garis. Itu berarti dia sudah beralih fungsi ke reserse. Dulu dia pernah bilang dasi itu akan dipakai kalau sudah alih fungsi, karena saat pertama kali tugas dan terima dasi itu dia bukan di fungsi reserse. Tugas di fungsi reserse adalah yang dia cita-citakan. Tentu saja aku ikut berbahagia menemukan salah satu cita-citanya tercapai.

Aku juga minta maaf karena sebelumnya aku sempat memblokir FB-nya yang berarti aku tidak bisa mencarinya dan dia tidak bisa mencariku lewat FB. Tapi aku masih menyimpan nomer HP-nya. Alamat YM pun masih ada. Aku blokir dia karena dua alasan, sudah kusampaikan padanya. Salah satu alasannya karena aku tidak nyaman mendapati wall-nya yang tiba-tiba muncul di homepage FB-ku, isinya sayang-sayangan sama pacarnya. Saat itu belum ada aplikasi unsubscibe. Alasan kedua, aku tidak bisa menyebutkan di sini.

Aku tahu ini tulisan diary, tak akan ada orang yang sampai di halaman ini, kecuali aku memberitahunya. Tapi, aku bukan berarti tidak perhitungan. Barangkali jika ada orang yang detail mengikutiku akan menemukan halaman ini. (Ke-GR-an kamu Lel, ada yang ngikutin kamu detail. Haha). Tapi semua yang ditulis di sini hanya soal pribadi, tidak penting buat orang-orang. Just to express, not to impress, not to get comments. ;-)

Aku sudah 2 hari ini add lagi FB-nya, juga PIN BB-nya, dia belum confirm. Dia sempat mengirim balasan smsku soal permintaan maafku, ditanggapi dengan kalimat yang intinya bahwa dia kini sudah punya hubungan yang serius. Aku padahal tidak menyinggung soal itu. Bukankah akhir April lalu dia juga sudah bilang jadian sama seorang perempuan, lalu sejak itu aku juga sama sekali tak mengungkit soal itu, itu wilayah privasinya.

Aku dulu memang pernah berharap sama dia, tapi bukankah dulu urusan itu juga sudah diselesaikan. Saat itu, sebelum dia lulus dari Akpol, ceritanya diawali dengan sepakat coba saling mengenal, syukur berjodoh, kalaupun ternyata tidak saling cocok, kami bisa tetap bersahabat atau bersaudara dengan baik. Saat itu sebenarnya aku serius cari calon suami dan ingin segera menikah. Tapi, usai dia lulus dari Akpol, dia bilang masih ingin menata karir dan nikahnya masih lama. Berarti perkenalan seriusnya tidak bisa dilanjutkan. Aku bisa paham. Kami tetap berteman baik. Lalu, ketika dia baru sekian bulan di tempat tugas baru, dia pacaran sama seorang perempuan yang masih anak SMA. Aku pernah terlintas heran, tapi kupikir mungkin karena dia niat menikah masih lama, jadi masih ada waktu kenalan panjang untuk menikahi pacarnya itu.

Sejauh yang kukenal, Maseki bukan tipe laki-laki yang suka main-main. Ketika dia memilih perempuan itu, aku yakini dia serius memilihnya. Aku merasa tidak perlu tahu pertimbangannya, aku pun tidak bertanya. Yang kutahu, namanya jodoh kita tak akan bisa menebaknya. Baiklah aku harus ikhlas melepasnya. Aku pun mengubur harapan dan menemukan harapan baru lagi.

Saat itu, aku blokir FB maseki agar aku juga bisa fokus dengan harapanku sendiri. Itu juga kulakukan atas dorongan suatu pihak. (Sebenarnya bukan hanya Maseki yang blokir, ada Mr.D dan Mr. R, orang-orang yang pernah punya cerita khusus di kehidupanku, tapi aku sudah minta maaf sama mereka soal blokir. Mereka baik-baik saja, awalnya Mr. D sempat kesal juga sama aku, teganya aku blokir, tapi akhirnya dia ngerti. Mungkin karena aku kenal mereka lama ya, sejak jaman kuliah. Mereka sudah jadi sahabatku, kublokir karena aku akan fokus dengan relation yang baru, gitu). Dan, betul lalu aku fokus dengan harapan baruku. Soal kisah Maseki aku tidak tahu menahu. Aku hanya sesekali masih sms dia, itu pun hanya memberitahu soal apa ya, aku tepatnya lupa. Ah iya, karena pekerjaanku saat itu sedang terkait kepolisian, sedangkan dia juga polisi. Kayaknya soal kerjaan, juga saat ultahnya, dan lebaran idhul fitri. Di mataku dia pribadi yang kukenal baik, salah satu orang yang kupercaya. Bahkan, polisi pertama yang bisa kupercaya yang membuatku terkesan. Banyak catatan baik tentang dia selalu terekam dalam benakku.

Sejak dia akhirnya bilang jadian dengan perempuan itu, aku tidak pernah mengganggunya. Sampai akhirnya kemarin aku buka blokir dan add lagi, aku juga tak ada niat untuk mengganggunya. Semoga dia tidak salah paham.

Aku sedih andai dia tak lagi percaya padaku bahwa aku selalu menjadi teman yang baik. Memblokirnya barangkali telah membuatnya merasa sesuatu yang tak nyaman. Atau entah bagaimana, aku tidak tahu pasti yang ada dalam pikirannya. Aku menyesal telah membuat Maseki kesal. Andai waktu bisa diulang, aku tidak ingin membuat hal-hal yang bisa bikin salah paham. Aku add lagi bukan karena berharap lagi. For many reasons, sometimes friendship is better than loveship.

Kalau mau dipikir logis, berharap Maseki lagi sepertinya nggak mungkin. Setelah sama Maseki, aku juga sudah melewati loveship yang rumit banget, masalahnya sudah nyangkut keluarga. Kalau mau berharap Maseki lagi, Maseki harus benar-benar meyakinkan aku. Rasanya itu tidak mungkin. Terlebih lagi, Maseki sudah punya pasangan. Dan aku bukan tipe orang yang suka mengganggu hubungan orang. Karena aku juga tidak suka ketika punya hubungan, ada orang yang mengganggu. Begitu saja sih. Hehe.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar