Sabtu, 26 November 2011

Perjuangan Mencari Soulmate

Perjuangan mencari soulmate.

Tuhan sayang sama setiap orang tapi tiap orang diberi karunia dan ujian yang berbeda-beda. Kenapa begitu, karena konon agar tiap orang mengambil hikmah dari tiap peristiwa, juga berusaha mengenalNya, kata ahli sufi, Tuhan ingin dikenali.

Apa hubungannya dengan jodoh. Karena hal itu memang salah satu hak prerogatifnya. Kita tidak bisa menebak kelak akan menghabiskan hidup dengan siapa, akan bertemu siapa.

Seorang temanku yang punya prinsip tidak pacaran, dia sebelum menemukan jodohnya, bolak balik taaruf, tapi belum juga sreg. Kami sering saling berkelakar, kalau tiap tahun ganti cerita.

Bahkan saat dia menemukan jodohnya, bertemu yang pertama kali langsung lamaran. Menurutku dia nampak sangat bahagia. Begitulah jodoh, kalau memang sudah yakin, biar pun belum pernah bertemu langsung tapi bisa timbul rasa kasih sayang dan percaya. Salah satu tanda kebesaran Allah. Verily in this are signs for those who believe.

Sebenarnya nggak jauh beda denganku, aku juga beberapa kali mencoba menjalin hubungan serius saling mengenal. Mungkin sama saja namanya taaruf, hanya saja aku berkomunikasi intens langsung, pernah juga dibarengi komunikasi seorang perantara. Kalau namanya taaruf murni konon komunikasi harus selalu melalui perantara.

Ada yang tekun cari jodoh, tapi belum juga dapat. Tapi aku yakin, Tuhan punya cara yang tidak pernah terduga. Pada suatu siang bolong, seorang teman tiba-tiba menghubungiku akan mengenalkan dengan seseorang yang sedang serius cari jodoh. Saat itu aku sedang jarang bertemu orang. Sedang kebanyakan di kantor, di suatu tempat yang jarang bertemu orang baru. Meski akhirnya bubar, namun membuatku percaya satu hal, bahwa ketika Tuhan berkehendak, maka yang akan terjadi, terjadilah. Sungguh, Dia Maha Kuasa.

Lain halnya ketika aku jadi wartawan, hampir tiap hari kenalan dengan orang baru, tak jarang kenalan pemuda yang prospektif. Tapi tak satupun aku jatuh hati. Malah tertarik sama polisi yang hanya kukenal lewat dunia maya. Tapi jelas identitasnya, adik kelasku di UGM yang kemudian masuk Akpol. Mungkin karena dia di mataku polisi berbeda, sopan, respek sama orang lain, dan pintar. Namanya juga tertarik ada 1001 kebaikan yang bisa kulihat. Haha. Kalau aku gak tertarik, meski semua orang bilang seseorang itu keren bla bla blah, di mataku biasa saja.
Cerita soal polisi itu sudah usai, dia kini sudah punya pasangan. Sementara aku kini totally jomblo.

Ya Allah dimana pasangan jiwaku? Atau jika menurut Engkau aku sebaiknya kuliah lagi, mohon berikan semangat dan kekuatan untuk meraih cita-cita. Alhamdulillah.

Atau, aku harus mencoba mencari jodoh dengan tukeran biodata lengkap? Seperti temanku yang ikut kajian tertentu. Tapi rasanya kok nggak sreg ya, mungkin karena aku sadar mereka yang pakai cara tukar biodata seperti itu biasanya tipikal ikhwan atau akhwat. Nah, ntar kalau misal ada orang tipe aku nyasar ke sana, apa nggak salah alamat. Hehe.

Kurasa aku sudah berupaya, termasuk berupaya mempertahankan hubungan, tidak gegabah memutus. Jadi, selebihnya biarkan Allah yang bekerja. Saatnya kupercayakan pada caraNya saja. Kalau memang saatnya tiba, tak akan ada yang bisa menghambat. Semoga sih segera, karena kalau sudah menemukan pasangan sejati, jiwa rasanya lebih tenteram dan hidup pun lebih fokus arahnya.

Dimana, dimana, dimana? Haha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar