Selasa, 15 November 2011

Semakin Dicari Semakin Tidak Ketemu

"Semakin dicari semakin tidak ketemu"

Tebak apa itu? Jodoh! Setidaknya pengalamanku begitu. Semakin kucari jodohku, semakin tidak ketemu. Jadi, sebaiknya nggak usah dicari saja kali ya, kalau memang sudah saatnya ketemu, abrakadabra pasti ketemu. Santai saja, sekarang fokus cari kerja baru, dan beasiswa kuliah di LN. Amiin.

Tapi cari penyemangat baru boleh kali ya. Maksudnya sembari saling mengenal, sembari mewujudkan mimpi-mimpiku. Cinta itu bikin semangat meraih cita-cita. Nggak usah mikir nikahnya kapan, dijalani saja. Soalnya kalau diniati serius mau menikah, malah nggak jelas kapan akan menikah. Kalau putus lagi, ya sudah. Santai saja. Kalau ternyata berjodoh, alhamdulillah. Tapi syaratnya, aku juga suka sama orang itu. Minimal kayak Maseki atau Massanto. Aku sebenarnya tidak tahu kayak apa tipeku. Kalau sejak awal sudah nggak sreg atau kulihat nggak ada chemistry, maka ke depannya pun aku tetap nggak akan suka. Meski orang itu baik sama aku. Tidak pernah bikin kriteria tertentu, tapi aku tahu orang yang kusuka. Kalau aku pernah berharap sama Maseki dan atau pernah suka Massanto, barangkali tipe-ku memang minimal seperti keduanya kali ya. Tapi  sebenarnya Maseki dan Massanto itu beda banget. Yang paling berkesan, Maseki itu kharismatik, Massanto itu nggak suka macem-macem, simple. Jadi, tipeku kayak apa, aku juga nggak tahu. Intinya kalau aku suka, semua bisa kuterima. Hihihi.

Yang pasti terutama akhlak. Kalau akhlaknya baik, dia pasti bertanggungjawab. Akhlak baik juga berati dari segi pergaulan, aku sreg dan percaya dia orang baik-baik. Jadi ingat pertama kali kenal Maseki, karena dia polisi, awalnya aku biasa saja. Polisi? Oh, tidak! Aku mikir yang tidak-tidak soal polisi. Polisi biasanya suka menggoda, main cewek bla bla blah. Padahal tidak semua gitu ya. Maseki juga orang baik, dari keluarga baik-baik, masuk Akpol murni pakai jalur yang benar, nggak nyogok. Dia juga sopan, bisa dipercaya, sejauh yang kutahu dia bisa menjaga perasaan. Pokoknya orangnya bikin tenang gitu. Meski usianya 4 bulan lebih muda dariku, tapi jauh lebih dewasa dariku. Hahaha. Tapi harus diikhlaskan, Maseki sudah punya pasangan. Itu, aku cuma cerita tentang  dia di mataku.  Lalu, soal Massanto. Pertama mau dikenalin, aku sholat istikharah dulu. Cuma mau kenalan doang dulu aja aku serius banget ya. Ya iyalah. Soalnya kenalan itu kan memang niatnya untuk bisa mengenal lebih dekat, berjodoh atau tidak, ternyata tidak. saat aku diberitahu kalau dia sejak SMP, SMA, dan kuliah Jerman, aku mikir sampai jungkir balik tentang pergaulannya. Yang kutakutkan dia seks bebas, minum-minuman keras dll, tapi adiknya menjamin dia tidak melakukan itu semua, dia anak rumahan, anak baik-baik. Itu satu hal yang membuatku "ya', aku terima kenalan seius itu.

Jadi, akhlak itu penting banget.

Kembali soal kriteria, baiknya mungkin kujabarkan saja biar malaikat juga jelas nulisnya. Hahaha.
1. Berakhlak baik dan tanggungjawab, dalam arti seperti yang kusebutkan di atas dan tidak pernah melakukan kriminal, tidak menggampangkan sesuatu, tidak meremehkan perempuan, dan bisa dipercaya. Luas ya arti 'akhlak yang baik', kadang hanya bisa dirasakan atau diyakini saja bahwa seseorang itu berakhlak baik. Juga, dia tidak seks bebas alias masih perjaka. Karena aku juga masih perawan ting-ting. Meski aku pernah punya teman spesial, aku paham batas-batas, menjauhi hal-hal yang mendekati zina. Boro-boro seks, ciuman saja nggak pernah. Tapi aku bukan lugu lho ya. Itu karena prinsipku, No Kiss No Sex until Merried. Ada lho artis hollywood yang punya prinsip seperti itu. Dia penuhi ucapannya hingga akhirnya menikah. Aku lupa namanya, tapi pernah baca di internet. Dia yang populer dan berada di lingkungan hedonism saja bisa, tentu saja aku juga pasti bisa. Hah, nggak pernah ciuman? Bukan sok suci atau gimana, namanya punya prinsip boleh kan. Aku juga tahu teori-teori seks dari internet. Hanya dipraktekan nanti kalau sudah sah menikah. Tapi, kalau seseorang itu pernah ciuman sama mantannya kumaafkan deh, tapi nggak usah diceritakan sama aku.

2. Tidak minum-minuman keras dan tidak suka clubing atau parties yang aneh-aneh. Hari gini kenal cowok metropolitan, biasanya meski baik banget, tapi sayangnya mereka umumnya suka minum alkohol, clubing, dan pesta. duh!

3. Tidak merokok. Susah juga kali ya cari yang bebas rokok, tapi pasti ada. Kalau ngerokoknya jarang-jarang masih kumaafkan deh. Ah iya, Maseki juga merokok. Tapi Massanto tidak.

4. Lebih muda atau lebih tua nggak masalah. Asal jangan jauh-jauh bedanya. Yang utama akhlak. Maseki lebih muda dariku, tapi dia lebih dewasa dariku. Massanto, 5 bulan lebih tua dariku, tapi aku lebih dewasa darinya. Tapi Massanto juga punya kebaikan yang lain, yang mungkin aku nggak punya. Massanto orangnya simple banget, nggak macem-macem padahal dia sudah belasan tahun di Jerman, itulah istimewanya.

Ternyata kriteriaku cuma 4 poin, tapi dicari kok susah banget ya. Hihihi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar